Bismilahirrahmanirrahim
Lama tidak menjumpai pembaca. Mohon dimaklumi jika di tengah kesibukan saya, tidak sempat
menulis keilmuan lain. Namun, jika melihat perkembangan ilmu-ilmu warisan
moyang nusantara di internet, kiranya sudah cukup menjadi amalan untuk
perjuangan hidup. Justru jika terlalu banyak amalan tanpa fokus dikhawatirkan
ilmu tidak matang. Lebih apes lagi di saat membutuhkan ilmu tersebut dalam
kondisi terdesak, ternyata tidak bekerja sesuai dengan harapan awal.
Belajar ilmu lewat internet saat ini tentu berbeda
dengan yang dilakukan para pemburu ilmu secara konvensional. Di zaman kakek dan buyut kita untuk
mendapatkan amalan atau ilmu selalu mencari guru dan dipelajari secara tatap
muka. Jika mendatangi ulama atau cerdik pandai pun belum tentu sekali
berkunjung langsung diberi pengajaran. Sungguh kesabaran juga diperlukan dalam
menuntut ilmu. Sedangkan saat ini, tinggal baca blog, sekitar 1 jam sudah bisa
copy paste berbagai ilmu. Lalu saat meminta izin dan tidak diberikan kalimat
kuncinya, malah menulis komentar panas di forum tertentu. Kurang beradablah
jika mereka mengaku sebagai orang timur, dan tata krama yang baik juga membuahkan
berkah.
Berikut ini salah satu ilmu pengasih hasil keluyuran
saya ke salah satu negeri yang dianggap negeri siluman. Awalnya saya penasaran,
lalu setelah mencari info kesana kemari, akhirnya saya berhasil memasuki negeri
itu yang ternyata di alam bunian. Di sana saya betemu dengan Suku Tumi yang
rata-rata penduduknya jago ilmu pengasih atau pukau. Namun, kebanyakan
gadis-gadis Suku Tumi malah jarang mendapat serangan ilmu pengasih karena di
saat usia 15 tahun, mereka sudah dipasak dengan ilmu sari Qur’an di badannya. Sehingga
mereka mempunyai pagar diri yang cukup kuat.
Ilmu pengasih Tajun ini sudah terkenal kehebatannya.
Ada salah satu pengamalnya yang buruk
mukanya, tetapi bagi gadis yang telah menjadi sasaran pengasih ini serasa
melihat pangeran berwajah tampan. Dan kebanyakan wanita yang terkena akan stres
atau bahkan gila jika ditinggalkan atau tidak jadi dinikahi. Hehehe..pembaca
yang merasa rindu dendam atau dihina cewek pasti mulai bergairah kan..
Harap
jangan berlaku kejam wahai para sahabat. Kurang baiklah jika menggunakan pengasih
ini untuk menuruti dendam di hati. Ilmu ini jika dipakai untuk mempermainkan
wanita dan menggoda istri orang akan luntur. Jadi mohon dipertimbangkan niat
awalnya.. okey, langsung kita bahas cara menguasai ilmu ini.
Sediakan daun nangka tunggal, artinya daun yang
tumbuh satu dan menempelnya di pohon, bukan di ranting. Setelah mendapatkan
daun tersebut, Anda mandi hadas besar, dilanjutkan berwudhu. Kemudian, daun
itu dipegang dan dibacakan doanya sekitar
jam 8 malam:
“Bisminuktah kun takabul sagala sumpah, karamat
sumpah mun di sumpah hati, di lam hati ada arsy, karamat arsy Allah busamayam,
maka tagila lah hamu ... bin... kapasak rasamu sapati rasaku, xxxxxxxxxx” (kalimat lengkap lewat email)
Doa dibaca 777x lalu tiupkan ke daun. Setelah
membaca doa, bayangkan target tersenyum dan memeluk Anda. Lalu daun di simpan di atas lemari dan
ditutup. Ritual ini ulangi hingga 3 malam.
Selanjutnya, temui gadis incaran Anda. Sebelumnya
berwudhu terlebih dahulu. Saat akan keluar rumah, doa di baca 7x lalu hentakkan
kaki 3x. Tidak perlu hentakan keras penuh dendam macam orang jadi korban Eyang
dukun yang lagi tren di youtube, hehehe.. Saat bertemu target, jangan salaman dulu,
karena menjaga wudhu. Biasanya kalau sudah gemes langsung nyelonong saja
tangannya.
Jika target kelihatan mulai kena dan tampak
malu-malu manja.. pulangnya boleh bersalaman. Dan siapkan jadwal kencan
lanjutan. Lalu bagaimana nasib daunnya?
Nah, daun itu dibakar dan abunya disimpan. Saat kencan kedua, usahakan abu daun
itu dicampurkan minuman atau makanan agar dimakan target. Tidak perlu banyak,
nanti minuman beraroma abu sungguh mencurigakan. Itulah cara agar mengikat
cintanya tidak berpaling ke lain hati.
Semoga tulisan ini bisa menambah kecintaan kita pada
negeri ini. Dan bila ilmu ini dirasa susah, cukup dijadikan penambah wawasan.
Wassalam...
pangkalimaangin@gmail.com